Saya
Wahyu, ini adalah artikel singkat pertama saya yang saya tulis selama
di bangku perkuliahan, sebuah tulisan yang saya ajukan untuk memenuhi tugas
dari Bapak Fadhil selaku dosen mata kuliah Ilmu Kalam, yang mana disini saya
akan memaparkan pengalaman saya dalam mempelajari tentang mengenal Tuhan (Allah.SWT),tentu
ini adalah sebuah pembahasan yang amat mendalam karena kita tau dialah yang
menciptakan dunia dan seisinya beserta kita semua makhluk sempurna yang bernama
manusia, dalam surah (Al-Ikhlas 112 :
1-4) sudah tergambar jelas bagaimana Tuhan tersebut Ayatnya berbunyi yang
artinya; “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah.SWT, Yang Maha Esa.Allah.SWT
tempat meminta segala sesuatu.(Allah.SWT)tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan.Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan dia.(Al-Ikhlas 112 : 1-4). Surah ini menjelaskan bahwasanya Allah.SWT.
SWT itu bersifat Mukhalafatu lilhawaditsi yang berarti berbeda dengan
makhluknya, tidak ada seorangpun yang mampu menggambarkan wujud atau bentuk
tuhan itu seperti apa.
Selama saya di bangku SMA saya banyak belajar
mengenai ketuhanan meski tidak banyak, saya juga dapat belajar bagaimana
caranya supaya kita lebih bersyukur atas apa yang sudah Allah.SWT berikan
tentang penciptaanNya, ada salah seorang guru yang menerangkan kepada saya
dalam mata pelajarannya yaitu Ilmu Kalam nama beliau Bapak Wahyudi,M.Pd yang sering saya panggil dengan sebutan Pak
Yudi,beliau menerangkan yang tentang
masalah ketuhanan beliau juga mengajar Ilmu Kalam juga,beliau berkata Jika Kita membicarakan tentang wujud Allah.SWT
yang sebenarnya niscaya kita tidak akan pernah selesai, maksudnya apa kita
dianjurkan untuk tidak menghayal bagaimana sih wujud Allah.SWT itu, bagaimana
sih rupa Allah.SWT itu,dan sebagainya, jika kita orang yang beriman kita cukup
meyakini dan mengimani , jelas sudah tergambarkan didalam Rukun Iman yang
pertama yaitu Iman kepada Allah.SWT. Kemudian guru saya itu bertanya, apakah
kalian percaya adanya Allah.SWT ? Lantas semua menjawab “percaya” lalu Allah.SWT
itu dimana setelah pertanyaan kedua ini di lontarkan muncul sebuah jawaban yang
bervariasi, ada yang menjawab dilangit, di hati, dekat dengan urat nadi kita,
di laukh mahfudz, dan ada pula yang menjawab ada di mana-mana. Semua jawaban
itu langsung beliau tanya balik lagi, “jawaban kalian masih umum, di pas
mananya lokasinya, apakah Allah.SWT terbang atau duduk atau seperti apa,
bukankah Allah.SWT maha besar berarti Allah.SWT itu lebih besar dari seluruh
jagat raya ini. Kemudian kita semua termasuk saya menjawab sesuai pendapat kita
masing-masing, dan sampai pada akhirnya setelah lama berdiskusi pak Yudi
menyimpulkan bahwasanya, “kalian paham maksud dari saya tadi, yang berarti
jangankan untuk bisa menggambarkan bentuk rupanya tempatnya saja kita masih
belum tergambarkan maka dari itu muncullah makna dari “Mukhalafatu
lilhawaditsi” berbeda dengan makhluknya.
Kemudian
beliau memberikan sebuah pernyataan dan sekaligus pertanyaan lagi yang lagi
lagi membuat saya dan kawan-kawan bingung, “Allah.SWT itu maha kuasa maha kuat
bukan begitu, terus kalau Allah.SWT maha kuasa dan maha segalanya bisakah Allah.SWT
menciptakan yang sama persis seperti Allah.SWT?. Wah saya sangat terkejut
mendengarkan pertanyaan ini, belum selesai sampai disitu beliau menambah
pertanyaan “Dan bisakah Allah.SWT membuat sebuah batu besar yang Allah.SWT
sendiri tidak bisa mengangkatnya? Saya semakin bingung,kemudian beliau tambah
lagi pertanyaannya, “kenapa buah mangga rasanya manis, bukankah ada beberapa
triliun bahkan lebih sebuah mangga yang matang yang rasanya manis apakah Allah.SWT
memasukan gula kedalmnya?. Disitu kita semua menyerah untuk menjawabnya karna
lagi lagi jika dijawab maka tidak akan pernah selesai-selesai, kemudian beliau
langsung menyimpulkan, “Kalian paham, Kita tidak diperbolahkan untuk mencari
tahu atau berkhayal gambaran bentuk rupa atau wajahnya Allah.SWT itu seperti
apa, dan jangankan untuk memikirkan wujud atau rupa Allah.SWT, memikirkan
ciptaannya saja yang bisa dapat dilihat masih membuat kalian puyer, oleh karna
itu kita sebagai manusia diberikan otak atau pikiran yang sangat terbatas, Allah.SWT
tau mana yang dibutuhkan oleh hambanya.
Demikian
uraian atau pengalaman saya tentang mengenal Tuhan semoga pembaca bisa memahami
apa yang saya tulis dan bisa mengambil hikmah dari tulisan ini, sekali lagi
saya berpesan tetap bersyukur atas semua yang sudah Allah.SWT berikan kepada
kita, niscaya Allah.SWT selalu ada buat kita dimanapun itu berada yang jelas Allah.SWT
selalu mengawasi kita dan kita dipelihara oleh-Nya maka teruslah tingkatkan
iman dan taqwa santun berakhlak mulia bekerja ikhlas dan beramal serta menjadi
bagian dari hamba yang akan masuk kedalam surga-Nya Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Sekian
dan terimakasih, kritik dan saran tentang penulisan artikel ini, silahkan
tinggalkan di kolom komentar, wassalam.