Senin, 27 Agustus 2018

Jejak Langkah Mengenal Allah





Saya Wahyu, ini adalah artikel singkat pertama saya yang saya tulis selama di bangku perkuliahan, sebuah tulisan yang saya ajukan untuk memenuhi tugas dari Bapak Fadhil selaku dosen mata kuliah Ilmu Kalam, yang mana disini saya akan memaparkan pengalaman saya dalam mempelajari tentang mengenal Tuhan (Allah.SWT),tentu ini adalah sebuah pembahasan yang amat mendalam karena kita tau dialah yang menciptakan dunia dan seisinya beserta kita semua makhluk sempurna yang bernama manusia, dalam surah (Al-Ikhlas  112 : 1-4) sudah tergambar jelas bagaimana Tuhan tersebut Ayatnya berbunyi yang artinya; “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah.SWT, Yang Maha Esa.Allah.SWT tempat meminta segala sesuatu.(Allah.SWT)tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan dia.(Al-Ikhlas  112 : 1-4). Surah ini menjelaskan bahwasanya Allah.SWT. SWT itu bersifat Mukhalafatu lilhawaditsi yang berarti berbeda dengan makhluknya, tidak ada seorangpun yang mampu menggambarkan wujud atau bentuk tuhan itu seperti apa.
             Selama saya di bangku SMA saya banyak belajar mengenai ketuhanan meski tidak banyak, saya juga dapat belajar bagaimana caranya supaya kita lebih bersyukur atas apa yang sudah Allah.SWT berikan tentang penciptaanNya, ada salah seorang guru yang menerangkan kepada saya dalam mata pelajarannya yaitu Ilmu Kalam nama beliau Bapak Wahyudi,M.Pd  yang sering saya panggil dengan sebutan Pak Yudi,beliau menerangkan  yang tentang masalah ketuhanan beliau juga mengajar Ilmu Kalam juga,beliau berkata  Jika Kita membicarakan tentang wujud Allah.SWT yang sebenarnya niscaya kita tidak akan pernah selesai, maksudnya apa kita dianjurkan untuk tidak menghayal bagaimana sih wujud Allah.SWT itu, bagaimana sih rupa Allah.SWT itu,dan sebagainya, jika kita orang yang beriman kita cukup meyakini dan mengimani , jelas sudah tergambarkan didalam Rukun Iman yang pertama yaitu Iman kepada Allah.SWT. Kemudian guru saya itu bertanya, apakah kalian percaya adanya Allah.SWT ? Lantas semua menjawab “percaya” lalu Allah.SWT itu dimana setelah pertanyaan kedua ini di lontarkan muncul sebuah jawaban yang bervariasi, ada yang menjawab dilangit, di hati, dekat dengan urat nadi kita, di laukh mahfudz, dan ada pula yang menjawab ada di mana-mana. Semua jawaban itu langsung beliau tanya balik lagi, “jawaban kalian masih umum, di pas mananya lokasinya, apakah Allah.SWT terbang atau duduk atau seperti apa, bukankah Allah.SWT maha besar berarti Allah.SWT itu lebih besar dari seluruh jagat raya ini. Kemudian kita semua termasuk saya menjawab sesuai pendapat kita masing-masing, dan sampai pada akhirnya setelah lama berdiskusi pak Yudi menyimpulkan bahwasanya, “kalian paham maksud dari saya tadi, yang berarti jangankan untuk bisa menggambarkan bentuk rupanya tempatnya saja kita masih belum tergambarkan maka dari itu muncullah makna dari “Mukhalafatu lilhawaditsi” berbeda dengan makhluknya.
            Kemudian beliau memberikan sebuah pernyataan dan sekaligus pertanyaan lagi yang lagi lagi membuat saya dan kawan-kawan bingung, “Allah.SWT itu maha kuasa maha kuat bukan begitu, terus kalau Allah.SWT maha kuasa dan maha segalanya bisakah Allah.SWT menciptakan yang sama persis seperti Allah.SWT?. Wah saya sangat terkejut mendengarkan pertanyaan ini, belum selesai sampai disitu beliau menambah pertanyaan “Dan bisakah Allah.SWT membuat sebuah batu besar yang Allah.SWT sendiri tidak bisa mengangkatnya? Saya semakin bingung,kemudian beliau tambah lagi pertanyaannya, “kenapa buah mangga rasanya manis, bukankah ada beberapa triliun bahkan lebih sebuah mangga yang matang yang rasanya manis apakah Allah.SWT memasukan gula kedalmnya?. Disitu kita semua menyerah untuk menjawabnya karna lagi lagi jika dijawab maka tidak akan pernah selesai-selesai, kemudian beliau langsung menyimpulkan, “Kalian paham, Kita tidak diperbolahkan untuk mencari tahu atau berkhayal gambaran bentuk rupa atau wajahnya Allah.SWT itu seperti apa, dan jangankan untuk memikirkan wujud atau rupa Allah.SWT, memikirkan ciptaannya saja yang bisa dapat dilihat masih membuat kalian puyer, oleh karna itu kita sebagai manusia diberikan otak atau pikiran yang sangat terbatas, Allah.SWT tau mana yang dibutuhkan oleh hambanya.
            Demikian uraian atau pengalaman saya tentang mengenal Tuhan semoga pembaca bisa memahami apa yang saya tulis dan bisa mengambil hikmah dari tulisan ini, sekali lagi saya berpesan tetap bersyukur atas semua yang sudah Allah.SWT berikan kepada kita, niscaya Allah.SWT selalu ada buat kita dimanapun itu berada yang jelas Allah.SWT selalu mengawasi kita dan kita dipelihara oleh-Nya maka teruslah tingkatkan iman dan taqwa santun berakhlak mulia bekerja ikhlas dan beramal serta menjadi bagian dari hamba yang akan masuk kedalam surga-Nya Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Sekian dan terimakasih, kritik dan saran tentang penulisan artikel ini, silahkan tinggalkan di kolom komentar, wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar