Assalamualaikum.
halo gais, jadi kali ini saya mau menuliskan laporan pengalam belajar mandiriku
di Mata Kuliah Konseling Nabawi, namun sebelum itu teman-teman perlu tahu,
bahwa untuk mengerjakan sesuatu yang sangat luar biasa itu tidak dikerjakan
dengan tenaga yang sedikit dan pemikiran yang mudah, akan tetapi banyak sekali
rintangan dan masalah yang dihadapi, dalam hal ini saya sendiri sungguh merasa
kesulitan sekali untuk bisa menulis seperti ini, dikarenakan saya bukanlah
seorang penulis, dan hobi saya juga menulis, namun biar bagaimanapun ketika
kita menjadi mahasiswa, ya kita dituntut untuk menulis, jadi tak ada alasan
kebutuhan yang menyesuaikan kita, bukan kita yang menyesuaikan kebutuhan.
Baik yang selanjutnya saya mohon maaf jika
dalam tulisan ini saya menjelaskan kurang mendalam dan memiliki sedikit sekali
referensi yang dimuat, terlebih lagi saya juga mohon maaf jika dalam tulisan
ini banyak kata yang tidak seharusnya ditulis tetapi saya biarkan terbaca oleh teman-teman.
Materi belajar saya yang pertama adalah teori “Konselor Menurut Konseling
Nabawi”. Teori ini akan saya bagi menjadi beberapa sub tema diantaranya,
Konseling Nabawi : Bimbingan dan konseling pendidikan Islam, nabi Muhammad
sebagai konselor Profesional, Fungsi Bimbingan Konseling Rasulullah. Sebelum
kita mulai pembahasan mengenai bimbingan konseling pendidikan Islami, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu Bimbingan dan apa itu Konseling.
Prayitno dan
Erman Amti (2004 : 99) menjelaskan bimbingan adalah Proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu , baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Sofyan S.
Willis (2007: 17-18), secara historis asal mula pengertian konseling adalah
untuk memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat perkawinan, dan
penasehat camping anak-anak pramuka. Menurutnya konseling adalah upaya bantuan
yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap
individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang
potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Bimbingan dan
konseling pendidikan Islam Agama Islam sangat concern terhadap pendidikan. Ayat
yang pertama turun adalah surat Al Alaq ayat 1 - 5, yang menegaskan agar
pemeluk agama Islam mempelajari dengan dengan sungguh-sungguh terhadap segala
sesuatu yang telah diciptakan Allah SWT. Allah SWT pencipta alam semesta (Sang
Khalik), sedangkan segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah
SWT (mahluk). Kemampuan yang dimiliki manusia tidak akan mampu menandingi
kemahakuasaan Allah SWT. "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada
Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat darn orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana " (Qs. Ali- Imran, 3: 18).
Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara
penasehatan yang dilakukan Rasulullah kepada sahabat. Sebagai contoh, dalam
layanan konseling seorang pembimbing atau konselor haruslah sungguh-sungguh,
ihklas, sabar, tidak mudah lari dari masalah dan lemah lembut kerena
sesungguhnya keseriusan dan kesadaran sangat diperlukan dalam proses konseling.
Layanan dan nasehat yang dijalankan
Rasulullah kepada para sahabat dalam mengajak melaksanakan yang ma’ruf, Rasul
melaksanakan dengan sungguh-sungguh, sabar, lemah lembut, dan penuh bijaksana.
Sikap Rasul dalam memberi layanan yang kondusif dan lemah lembut diabadikan
dalam al-Qur’an pada surah al-Imran ayat 159:
Maka
disebabkan rahmad dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka mohonkan ampun bagi mereka
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal.
Sifat-sifat
mulia dan agung yang dicontohkan Rasulullah dalam memberi layanan dan
panasehatan kepada klien dari sifat dan sikap yang dituntut dari seorang
konselor profesional seperti yang dirumuskan oleh Persatuan Bimbingan Jabatan
Nasional yaitu Nasional Vocational Guidance Association seperti
yang dikutip oleh Sukardi (1983 : 61) yaitu interes terhadap orang lain, sabar,
peka terhadap berbagai siakap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan
objektif, sungguh-sungguh respek terhadap orang lain,dan dapat dipercaya.
Kemudian Rasulullah juga menerapkan fungsi perbaikan, yaitu bimbingan dan
konseling yang berfungsi untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki
kekeliruan yang pernah dilakukannya, baik dalam berpikir, berperasaan, dan
berkehendak. Konselor melakukan intervensi agar konseli dapat berpikir secara
sehat, lebih rasional, sehingga dapat mengarahkan konseli kepada tindakan yang
produktif dan normatif.
Nah, kemudian
yang kedua adalah mengenai substansi tema yang sudah saya pilih.
1. Keluarga sebagai pendidikan pertama. Kita sering sekali mendengar banyak
daripada orang lain atau barangkali kita sendiri pernah berbicara didepan umum
tentang keluarga sebagai pendidikan pertama untuk anak. Kita sadari bahwa tugas
orang tua selain sebagi guru di rumah adalah sebagai pembimbing untuk anaknya,
yang mana disinilah anak akan menerima berbagai macam stimulus gambaran dunia
yang akan dijalani kedepan, bila pemahaman yang diberikan kepada anaknya baik
maka jalan anak tersebut akan baik pula.
sebagai orang tua harus mampu memberikan edukasi dan bimbingan yang baik
agar pola pikir maupun tingkah laku anak menjadi baik. Maka tempat yang paling
tepat untuk menanamkan pola pikir anak yaitu dalam keluarga. Ustadz Salim A
Fillah berkata dalam salah satu ceramahnya, bahwa anak-anak ketika
belum berumur 10 tahun keatas, maka perlu ditanamkan kepada dirinya etos
belajar, ibadah serta penanaman akhlak dan adab.
2. tanggungjawab anak terhadap keluarga. Selain orang tua, anak pun
mempunyai tanggungjawab kepada keluarganya, sama halnya dengan kita semua
selaku anak mesti punya kewajiban terhadap keluarga. Allah Berfirman.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S. Al Isra’; 23).
Pada ayat tersebut menegaskan bahwa sebagai anak,
bakti kepada orang tua merupakan hal yang wajib. Berbakti artinya melakukan
kegiatan baik yang menyenangkan orangtua, bukan sekadar menghormati. Bahkan
sekalipun orangtua kita bukan muslim, kita tetap diwajibkan berbakti. Kecuali
jika kita diminta mempersekutukan Allah, jangan taati perintahnya, tetapi
perlakukan dia sebaik mungkin selama masa hidupnya. Dalam
ceramahnya Ustdaz Adi Hidayat berkata yang pada intinya seperti ini. ”Saking
tingginya bakti itu sampai Allah menyandingkan setelah menyembah kepada Allah.”
Kita boleh jadi pejabat tinggi, kita boleh jadi manajer disebuah perusahaan,
tapi dihadapan orangtua ketika bakti diberikan, maka pahala akan dituliskan
disitu.
3. Kepala keluarga dalam membentuk karakter seorang anak. Orang tua dapat
menjawab segala pertanyaan anak dengan jawaban yang sebenarnya atau jawaban
fiksi yang merupakan karangan orang tua. Lalu orang tua dituntut untuk dapat
memberi jawaban yang dapat memuaskan hati seorang anak, sekalipun jawaban itu
dirasanya sangat sulit dipahami oleh anak karena pertanyaannya yang bersifat
sensitif. Berawal dari pertanyaan-pertanyaan dari seorang anak, pendidikan
mengenani moral dan budi pekerti dapat ditanamkan. Karena penanaman inilah
modal utama bagi pikiran anak-anak, sumber informasi pertama yang didapat maka
akan dijadikan sebagai model dalam perilaku dan sifat seorang anak.
Dan yang ketiga adalah PATRON KONSELING KELUARGA
jadi praktik di sini adalah bagaimana mempraktik kan bagaimana
rencana yang sudah dibuat dalam metode sebelumnya, dalam artian mengaplikasikan
materi sebelumnya ke dalam materi ini. Poin pertama yang akan saya bahas tentu
kita harus mendapati satu klien terlebih dahulu, yah, karena dalam hal ini
materi yang saya usung adalah bertema keluarga jadi klien atau orang yang saya
ambil sampel adalah adik saya sendiri.
Profil
Nama Rizka Safila umur masih 13 tahun, jenis kelamin alhamdulillah perempuan,
sekarang duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah Al- Khairiyah Karangtengah.
Modeling
Sebelum kepada modeling, baik saya akan men-diagnosa terlebih dahulu,
permasalahan apa sih yang ada pada dirinya sehingga saya harus melakukan
konseling ini atau mentreatmen orang ini. Nah, setelah saya cari tahu, bahwa
masalahnya adalah terletak kepada bagaimana ia menjadikan idola sebagai bagian
dari contoh hidup yang dijalaninya, dalam hal ini ia mengidolakan sesuatu yang
tak sepantasnya diidolakan, jadi praktik kali ini akan saya kuliti pikirannya
sehingga ia bisa memilih model yang semestinya. Langkah pertama yang saya
lakukan adalah menjelaskan arti model sesungguhnya, dalam artian adalah contoh
atau panutan yang akan kita jadikan tolak ukur perkembangan kehidupan kita,
saya memulai dari memperkenalkan tokoh-tokoh muslim yang berpengaruh terhadap
dunia Islam, dan memperkenalkan seorang ummahatul mukminin seperti,
Khadijah, Aisyah, Fatimah, Maryam dan lain sebagainya, kenapa memperkenalkan
tokoh itu begitu penting, karena sedari kecil jika mereka diperkenalkan dengan
tokoh-tokoh ini maka seperjalanan pikirannya hingga dewasa akan selalu terjaga
oleh tokoh ini, seperti yang sudah dijelasakan oleh Ustadz Felix Siauw dalam
salah satu ceramahnya adalah mengatakan ”sikap seseorang itu tergantung
bagaimana ia memilih idola, karena patron di dalam pikirannya itu terpenuhi
dengan sesuatu yang baik karena model ini.” Sehingga saya memberikan juga
terkait sifat-sifat yang dimiliki oleh tokoh tersebut untuk ditiru terus
menerus oleh adik saya, sehingga akan menjadi kebiasaan atau biasa
disebut, Behavioral.
Behavioral
Dengan
menggunakan behavioral memungkinkan seorang anak akan merubah model atau tokoh
yang ia kagumi dan contoh dengan sendirinya, yang memang layak untuk dijadikan
panutan dan contoh bagi kehidupan. Behavior dengan model hubungan stimulus responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman. Juga tidak mau mempersoalkan apakah manusia
baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui
bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti
teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
https://www.youtube.com/watch?v=yHgtwhIZ5VE