Senin, 08 Februari 2021

LAPORAN BELAJAR KONSELING NABAWI


 
Assalamualaikum. halo gais, jadi kali ini saya mau menuliskan laporan pengalam belajar mandiriku di Mata Kuliah Konseling Nabawi, namun sebelum itu teman-teman perlu tahu, bahwa untuk mengerjakan sesuatu yang sangat luar biasa itu tidak dikerjakan dengan tenaga yang sedikit dan pemikiran yang mudah, akan tetapi banyak sekali rintangan dan masalah yang dihadapi, dalam hal ini saya sendiri sungguh merasa kesulitan sekali untuk bisa menulis seperti ini, dikarenakan saya bukanlah seorang penulis, dan hobi saya juga menulis, namun biar bagaimanapun ketika kita menjadi mahasiswa, ya kita dituntut untuk menulis, jadi tak ada alasan kebutuhan yang menyesuaikan kita, bukan kita yang menyesuaikan kebutuhan.
             Baik yang selanjutnya saya mohon maaf jika dalam tulisan ini saya menjelaskan kurang mendalam dan memiliki sedikit sekali referensi yang dimuat, terlebih lagi saya juga mohon maaf jika dalam tulisan ini banyak kata yang tidak seharusnya ditulis tetapi saya biarkan terbaca oleh teman-teman. Materi belajar saya yang pertama adalah teori “Konselor Menurut Konseling Nabawi”. Teori ini akan saya bagi menjadi beberapa sub tema diantaranya, Konseling Nabawi : Bimbingan dan konseling pendidikan Islam, nabi Muhammad sebagai konselor Profesional, Fungsi Bimbingan Konseling Rasulullah. Sebelum kita mulai pembahasan mengenai bimbingan konseling pendidikan Islami, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu Bimbingan dan apa itu Konseling.
Prayitno dan Erman Amti (2004 : 99) menjelaskan bimbingan adalah Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu , baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sofyan S. Willis (2007: 17-18), secara historis asal mula pengertian konseling adalah untuk memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-anak pramuka. Menurutnya konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Bimbingan dan konseling pendidikan Islam Agama Islam sangat concern terhadap pendidikan. Ayat yang pertama turun adalah surat Al Alaq ayat 1 - 5, yang menegaskan agar pemeluk agama Islam mempelajari dengan dengan sungguh-sungguh terhadap segala sesuatu yang telah diciptakan Allah SWT. Allah SWT pencipta alam semesta (Sang Khalik), sedangkan segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah SWT (mahluk). Kemampuan yang dimiliki manusia tidak akan mampu menandingi kemahakuasaan Allah SWT. "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat darn orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana " (Qs. Ali- Imran, 3: 18).
Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara penasehatan yang dilakukan Rasulullah kepada sahabat. Sebagai contoh, dalam layanan konseling seorang pembimbing atau konselor haruslah sungguh-sungguh, ihklas, sabar, tidak mudah lari dari masalah dan lemah lembut kerena sesungguhnya keseriusan dan kesadaran sangat diperlukan dalam proses konseling.
Layanan dan nasehat yang dijalankan Rasulullah kepada para sahabat dalam mengajak melaksanakan yang ma’ruf, Rasul melaksanakan dengan sungguh-sungguh, sabar, lemah lembut, dan penuh bijaksana. Sikap Rasul dalam memberi layanan yang kondusif dan lemah lembut diabadikan dalam al-Qur’an pada surah al-Imran ayat 159:
Maka disebabkan rahmad dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.
 
Sifat-sifat mulia dan agung yang dicontohkan Rasulullah dalam memberi layanan dan panasehatan kepada klien dari sifat dan sikap yang dituntut dari seorang konselor profesional seperti yang dirumuskan oleh Persatuan Bimbingan Jabatan Nasional yaitu Nasional Vocational Guidance Association seperti yang dikutip oleh Sukardi (1983 : 61) yaitu interes terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai siakap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, sungguh-sungguh respek terhadap orang lain,dan dapat dipercaya. Kemudian Rasulullah juga menerapkan fungsi perbaikan, yaitu bimbingan dan konseling yang berfungsi untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan yang pernah dilakukannya, baik dalam berpikir, berperasaan, dan berkehendak. Konselor melakukan intervensi agar konseli dapat berpikir secara sehat, lebih rasional, sehingga dapat mengarahkan konseli kepada tindakan yang produktif dan normatif.
Nah, kemudian yang kedua adalah mengenai substansi tema yang sudah saya pilih.
1. Keluarga sebagai pendidikan pertama. Kita sering sekali mendengar banyak daripada orang lain atau barangkali kita sendiri pernah berbicara didepan umum tentang keluarga sebagai pendidikan pertama untuk anak. Kita sadari bahwa tugas orang tua selain sebagi guru di rumah adalah sebagai pembimbing untuk anaknya, yang mana disinilah anak akan menerima berbagai macam stimulus gambaran dunia yang akan dijalani kedepan, bila pemahaman yang diberikan kepada anaknya baik maka jalan  anak tersebut akan baik pula.
sebagai orang tua harus mampu memberikan edukasi dan bimbingan yang baik agar pola pikir maupun tingkah laku anak menjadi baik. Maka tempat yang paling tepat untuk menanamkan pola pikir anak yaitu dalam keluarga. Ustadz Salim A Fillah berkata dalam salah satu ceramahnya, bahwa  anak-anak ketika belum berumur 10 tahun keatas, maka perlu ditanamkan kepada dirinya etos belajar, ibadah serta penanaman akhlak dan adab.
https://www.youtube.com/watch?v=-ddCuUVgf1c (Tausiyah Ust. Salim A Fillah)
2. tanggungjawab anak terhadap keluarga. Selain orang tua, anak pun mempunyai tanggungjawab kepada keluarganya, sama halnya dengan kita semua selaku anak mesti punya kewajiban terhadap keluarga. Allah Berfirman.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S. Al Isra’; 23).
Pada ayat tersebut menegaskan bahwa sebagai anak, bakti kepada orang tua merupakan hal yang wajib. Berbakti artinya melakukan kegiatan baik yang menyenangkan orangtua, bukan sekadar menghormati. Bahkan sekalipun orangtua kita bukan muslim, kita tetap diwajibkan berbakti. Kecuali jika kita diminta mempersekutukan Allah, jangan taati perintahnya, tetapi perlakukan dia sebaik mungkin selama masa hidupnya. Dalam ceramahnya Ustdaz Adi Hidayat berkata yang pada intinya seperti ini. ”Saking tingginya bakti itu sampai Allah menyandingkan setelah menyembah kepada Allah.” Kita boleh jadi pejabat tinggi, kita boleh jadi manajer disebuah perusahaan, tapi dihadapan orangtua ketika bakti diberikan, maka pahala akan dituliskan disitu.
https://www.youtube.com/watch?v=XBuSuSYUdzw (Tausiyah Ust. Adi Hidayat)
3. Kepala keluarga dalam membentuk karakter seorang anak. Orang tua dapat menjawab segala pertanyaan anak dengan jawaban yang sebenarnya atau jawaban fiksi yang merupakan karangan orang tua. Lalu orang tua dituntut untuk dapat memberi jawaban yang dapat memuaskan hati seorang anak, sekalipun jawaban itu dirasanya sangat sulit dipahami oleh anak karena pertanyaannya yang bersifat sensitif. Berawal dari pertanyaan-pertanyaan dari seorang anak, pendidikan mengenani moral dan budi pekerti dapat ditanamkan. Karena penanaman inilah modal utama bagi pikiran anak-anak, sumber informasi pertama yang didapat maka akan dijadikan sebagai model dalam perilaku dan sifat seorang anak.
Dan yang ketiga adalah PATRON KONSELING KELUARGA
jadi praktik di sini adalah bagaimana mempraktik kan bagaimana rencana yang sudah dibuat dalam metode sebelumnya, dalam artian mengaplikasikan materi sebelumnya ke dalam materi ini. Poin pertama yang akan saya bahas tentu kita harus mendapati satu klien terlebih dahulu, yah, karena dalam hal ini materi yang saya usung adalah bertema keluarga jadi klien atau orang yang saya ambil sampel adalah adik saya sendiri.
Profil
Nama Rizka Safila umur masih 13 tahun, jenis kelamin alhamdulillah perempuan, sekarang duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah Al- Khairiyah Karangtengah.
Modeling
Sebelum kepada modeling, baik saya akan men-diagnosa terlebih dahulu, permasalahan apa sih yang ada pada dirinya sehingga saya harus melakukan konseling ini atau mentreatmen orang ini. Nah, setelah saya cari tahu, bahwa masalahnya adalah terletak kepada bagaimana ia menjadikan idola sebagai bagian dari contoh hidup yang dijalaninya, dalam hal ini ia mengidolakan sesuatu yang tak sepantasnya diidolakan, jadi praktik kali ini akan saya kuliti pikirannya sehingga ia bisa memilih model yang semestinya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah menjelaskan arti model sesungguhnya, dalam artian adalah contoh atau panutan yang akan kita jadikan tolak ukur perkembangan kehidupan kita, saya memulai dari memperkenalkan tokoh-tokoh muslim yang berpengaruh terhadap dunia Islam, dan memperkenalkan seorang ummahatul mukminin seperti, Khadijah, Aisyah, Fatimah, Maryam dan lain sebagainya, kenapa memperkenalkan tokoh itu begitu penting, karena sedari kecil jika mereka diperkenalkan dengan tokoh-tokoh ini maka seperjalanan pikirannya hingga dewasa akan selalu terjaga oleh tokoh ini, seperti yang sudah dijelasakan oleh Ustadz Felix Siauw dalam salah satu ceramahnya adalah mengatakan ”sikap seseorang itu tergantung bagaimana ia memilih idola, karena patron di dalam pikirannya itu terpenuhi dengan sesuatu yang baik karena model ini.” Sehingga saya memberikan juga terkait sifat-sifat yang dimiliki oleh tokoh tersebut untuk ditiru terus menerus oleh adik saya, sehingga akan menjadi kebiasaan atau biasa disebut, Behavioral.
Behavioral
Dengan menggunakan behavioral memungkinkan seorang anak akan merubah model atau tokoh yang ia kagumi dan contoh dengan sendirinya, yang memang layak untuk dijadikan panutan dan contoh bagi kehidupan. Behavior dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Juga tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
https://www.youtube.com/watch?v=yHgtwhIZ5VE
 
 
x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar