Pada pertemuan kali ini kita beranjak keluar kelas, penjelasan dari Bapak Fadhil berlanjut disini, “akal manusia itu mempunyai kebenaran yang berbeda-beda, akal bisa menemukan konklusi istilah sebutannya, contoh saya jadi direktur pabrik kertas saya butuh bahan baku berupa kayu sementara itu kayu asalnya dari hutan apakah saya masih disebut melestarikan hutan atau tidak, ya atau tidak buat apa melestarikan hutan merugikan kalau saya melestarikan usaha saya rugi, jika tidak melestarikan merugikan juga buat orang lain jadi perusahaaan itu hanya milik saya anak cucu saya tidak ada sudah habis, otomatis saya harus mengeluarkan biaya lagi untuk bisa melestarikan lagi, jadi konklusinya iya, namun dalam perspektif orang pasti menjawab iya untuk melestarikan hutan, kalau perspektif saya tidak, jadi kita hanya cukup dan terus berdebat dengan akal saja dalam hal pelestarian alam ini”.
Jepang merupakan negara yang sering terkena bencana baik tsunami maupun gempa, meski yang lebih sering gempa, namun dalam hal ini korban bencananya lebih sedikit, karena mereka menggunakan akal untuk mitigasi, atau bisa kita sebut adalah perencanaan dalam menghadapi bencana, negara jepang merupakan negara yang tingkat kesadarannya lebih tinggi dan negara yang menurut saya, pengguna akal terbaik, seperti contoh ada sebuah video bahwa ketika di dalam sebuah cafe yang mewah lantas ada salah seorang yang meletakkan laptopnya dimeja dan meninggalkannya untuk pergi ke kamr mandi, latas ketika kembali laptop tersebut masih ada, padahal negaranya mayoritas non muslim, tapi di negara kita, yang mayoritas muslim yang mengetahui bahwa mencuri itu dilarang dan berdosa dan ada hukumannya, ketika saya melakukan hal yang semacam itu saya harus menitipkannya karena sudah pasti akan hilang.
Konsep keimanannya bukan disebut islam tapi dharma, budha, karma beda sebutannya dia bakal masuk surga atu tidak, menurut mereka masuk surga, tapi surga dia karena sistem kepercayan yang dianutnya menyarakan bahwa melakukan hal yang seperti itu bakal masuk surga, ada orang hindu yang komitmen sekali dengan waktu, namun ketika islam dengan islam justru tidak, mungkin dengan islam dia akan masuk surga namun didunia ketika bisnis rugi terus karena kebohongan dan ketidak komitmenan, mendingan berbisnis dengan china yang jujur meskipun banyak china yang tidak jujur juga.
Jepang merupakan negara yang sering terkena bencana baik tsunami maupun gempa, meski yang lebih sering gempa, namun dalam hal ini korban bencananya lebih sedikit, karena mereka menggunakan akal untuk mitigasi, atau bisa kita sebut adalah perencanaan dalam menghadapi bencana, negara jepang merupakan negara yang tingkat kesadarannya lebih tinggi dan negara yang menurut saya, pengguna akal terbaik, seperti contoh ada sebuah video bahwa ketika di dalam sebuah cafe yang mewah lantas ada salah seorang yang meletakkan laptopnya dimeja dan meninggalkannya untuk pergi ke kamr mandi, latas ketika kembali laptop tersebut masih ada, padahal negaranya mayoritas non muslim, tapi di negara kita, yang mayoritas muslim yang mengetahui bahwa mencuri itu dilarang dan berdosa dan ada hukumannya, ketika saya melakukan hal yang semacam itu saya harus menitipkannya karena sudah pasti akan hilang.
Konsep keimanannya bukan disebut islam tapi dharma, budha, karma beda sebutannya dia bakal masuk surga atu tidak, menurut mereka masuk surga, tapi surga dia karena sistem kepercayan yang dianutnya menyarakan bahwa melakukan hal yang seperti itu bakal masuk surga, ada orang hindu yang komitmen sekali dengan waktu, namun ketika islam dengan islam justru tidak, mungkin dengan islam dia akan masuk surga namun didunia ketika bisnis rugi terus karena kebohongan dan ketidak komitmenan, mendingan berbisnis dengan china yang jujur meskipun banyak china yang tidak jujur juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar