Senin, 29 April 2019

Filsafat induk ilmu pengetahuan

Teman-teman sekalian pada kesempatan kali ini saya akan memberikan pemaparan tentang berbagai macam terminologi dari beberapa pertanyaan dan pernyataan yang saya ajukan dalam pertemuan mata kuliah filsafat umum di dalam ruang kelas.
Pertama, saya mengajukan pertanyaan tentang apa sih hakikat dari ilmu fisika dan metafisika dalam konsep filsafat?. Setelah pertan yaan itu terlontar, langsung  terjawab oleh bapak Fadhil, beliau menjawab secara singkat, “fisika itu sesuatu yang berkubu, pokoknya benda atau sesuatu yang berkubu, itu disebut fisika, kalau tidak berkubu seperti mahluk halus itu bukan fisika, tapi metafisika seperti juga surga dan neraka.” Dalam hal lain beliau juga menjelaskan tentang konsep abstraksi yaitu sebuah fisika yang di hilangkan ciri-ciri sifat fisik, bilangan dari segala sesuatu, tersisa hanya tinggal bentuk, itu merupakan salah satu arti abstraksi, ambil contoh, ada 30 mahasiswa dikelas ini itu disebut fisik, ada 30 kursi di kelas ini itu juga disebut fisik karena dalam satu konsep, coba kita buang embel-embel fisiknya contohnya nomor 30 saja, sehingga bisa diartikan abstrak, contoh lain, papn tulis persegi, kertas persegi, laptop persegi dan remote persegi panjang, itu dinamakan fisik, sedangkan kalau diambil perseginya saja maka itu disebut abstrak, jadi persegi tersebut bisa difikirkan apa saja karena tidak ada bentuk fisiknya, lantas bisa diabstrak lagi menjadi metafisika.
Metafisika ini sudah tidak lagi mengurusi bentuk atau fisiknya bilangannya, yang penting,  dia ada saja, sesuatu jika itu ada maka disebut metafisika, tetapi sesuatu bilangan jika ada cirinya dan sesuatu benda jika berkubu maka disebut fisika. Jadi dalam hal ini filsafat merupakan induk atau ibu dari segala pembagian ilmu ini, seperti halnya ibu mempunyai beberapa anak, semakin berkembangnya jaman anak itu berkembang menjadi gede, maka punya anak lagi yaitu sains, sains punya anak yaitu biologi, fisika dan kimia, para ahli pada masanya membagi ilmu filsafat ini kedalam ilmu yang khusus, seperti halnya biologi membagi cabang tentang, herbivora, carnivora dan omnivora, kalau dulu ilmu tersebut hanya disebut fisika, karena masih umum.
Dalam pembahasan lain beliau juga menjelaskan, masing masing ilmu ini sudah mencari kebenaran pada subjek ilmu yang mereka teliti, subjek ilmu fisika adalah benda atau sesuatu yang berkubu lantas mereka pelajari ciri ciri benda berkubu itu apa, ahli matematika langsung periksa ciri-ciri bilangan itu bagaimana, ada yang prima dan yang pecah, bentuk juga kaya gitu ada lingkaran, persegi hubungannya sama sudut itu seperti apa, maka kita harus ketahui apakah subjek ilmu mereka itu ada atau tidak, kita hanya percaya ada objek ada benda saja, seperti halnya belajar psikologi konseling langsung percaya bahwa manusia itu mempunyai jiwa, jiwa itu ada atau tidak ada, tak ditanyakan, maka yang membuktikan subjek ilmu itu ada adalah filsafat, maka dari segi ini seolah-olah filsafat itu melahirkan ilmu pengetahuan makanya ia disebut induk ilmu pengetahuan.
Kemudian filsafat disebut induk karena adanya di paling belakang, jadi manusia itu selain punya fikiran dan berfikir namun dia juga bisa mikirin fikiran dia sendiri, pertama tama kita bisa melihat langsung benda seperti papan tulis atupun tembok, lantas kita bisa melihat kita yang sedang melihat papan tulis ataupun tembok tersebut, kemudian disitu ditemukan arti kata mengolah bahasa, lantas ada yang bertanya karakter bahasa indonesia itu apa sih? Seperti contoh bahasa bakunya yaitu saya makan, saya tidur. Kemudian apa yang menyebabkan hal itu, jadi yang disebutin bukan pekerjaannya tapi si pelunya atau si pembuatnya atau subjeknya, adapun predikatnya apa itu belakangan.
Kenapa bahasa indonesia seperti saya makan atau makan saya, namun pekerjaannya sama makan, ataupun kita makan, yang makan banyak tapi makanannya sama itu juga, tapi kalau bahasa Arab berbeda perbuatan yang mengiringi situasi, adapun yang mempertanyakan karakter bahasa ataupun cara penggunaan karakter bahasa itu disebut filsuf bahasa, jadi semua bidang seperti politik, bahasa dan ekonomi itu ada ahlinya atau ada filsufnya, filsufnya itu mempelajari apa yang dibicarakan oleh para ahli, dan efek manusia bisa memikirkan pikirannya itu disebut peternak kesedihan.
Kita dalam hidup ini terikat dengan 4TA yaitu harta, tahta dan kuota, lantas 3 hal ini yang mengakibatkan kita susah untuk menemukan tuhan, maka tasawuf mengajarkan keterikatan antara 3TA ini tujuannya adalah tersingkab, tiba-tiba kita mengerti oh tuhan seperti ini kalau begitu tujuannya adalah kita memperoleh konklusi, pendapat maupun teori tentang tuhan, alatnya adalah akal, kalau ilmu yang seperti ini maka filsafat bukan merupakan induknya, akan tetapi bisa saja filsafat mengacak-acak tasawuf ini, masing-masing ilmu itu menggunakan akal untuk menemukan solusi bagi masalah keilmuannya.
Seperti halnya adakah angka tidak terbatas seperti invinityi itu, atau apakah struktur otak cebong sama seperti struktur otak kampret seperti halnya pertanyaan ahli biologi, lalu mereka menggunakan akalnya dengan membawa cebong dan kampret ke laboratorium, mereka menggunakan akalnya untuk memecahkan masalah tersebut, kenapa harga tiket naik? Maka ahli ekonomi menjawab dengan akalnya dengan cara mensurvei harga parkir atau katering hingga ke pilotnya. Lantas apakah survei, kuisioner atau pengamatan itu bisa dipercaya atau tidak, karena ahli ilmu ekonomi, ilmu fisika dan ilmu biologi tidak menanyakan atau tidak mempermasalahkan untuk hal itu, karena sudah percaya.
Indra merupakan tukang tipu dia bilang bahwa anggur rasanya manis jikalau kita lagi sehat, akan tetapi jika kita lagi sakit maka rasanya akan pahit, seperti juga tongkat lurus jika dimasukkan ke air maka akan jadi bengkok, mata ini indra ang paling sering dipakai untuk menemukan teori maka disebut tukang tipu paling handal seperti juga pada tengah hari bayangan tiang di tengah namun jika sudah sore hari bayangan tiang jadi bergeser maka seakan-akan kita ditipu terus menerus maka yang membenarkan adalah logika.
Jika kita sudah tidak mempercayai indra sebagai alat untuk mencari kebenaran ilmu pengetahuan maka kita perlu alternatif lain yaitu ilmu tasawuf yang merupakan ilmu yang paling top. Rasa ini memberikan kita pengetahuan sejati, maka pengetahuan sejati adalah pada saat subjek ilmu yang melebur kepada objek ilmu sehingga tidak ada lagi keterpisahaan antara subjek dan objek ilmu semua melebur menjadi satu.
Karakter bahasa mencirikan kepribadian atau karakter penggunanya juga itu sudah menjadi makna yang di kemukaan oleh filsuf bahasa, kemudian mengenai manusia yang bisa memikirkan pikirannya itu bisa mengakibatkan efek yang negatif, karena yang ada di fikiran manusia itu tidak hanya ada yang negatif saja ada juga positif namun kebanyakannya negatif yang bisa disebut dengan kesedihan yang merupakan emosi dari sisi negatif juga emosi yang ditimbulkan dari sisi positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar