Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Teman-teman semuanya kali ini, saya akan membahas mengenai tokoh muslim yang sangat berpengaruh di dunia, terlebih lagi di dunia saintis, yang mana beliau disebut sebagai, bapak ahli Kimia, dia bernama Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, atau biasa dikalangan umum di sebut Jabir Ibnu Hayyan, namun dikalangan barat disebut dengan Gebert. Setelah saya baca dan amati dari berbagai sumber, baik lewat artikel, jurnal, buku ataupun video. Saya menyimpulkan bahwa beliau adalah orang yang pertama kali menemukan atom, pada saat itu, beliau mengamati Al-Qur'an surat Al-Hadid ayat 25-26, tentang besi, kemudian Jabir Ibnu Hayyan membawa besi ke laboratorium nya, lalu meneliti hingga sampai ke unsur nya, lalu di temukan unsur atomnya, di dalam atom terdapat isotop, ada empat isotop, nomor 55, 56, 57, 58 dan yang paling stabil adalah nomor 57, dan ternyata surat di dalam Al-Qur'an yang ke 57 adalah surat Al hadid yang berarti "besi", maka dari itu saya kagum dengan kepintarannya yang bisa membuat sebuah teori hanya dengan mengamati Al-Qur'an, sampai di kenal dengan sebutan bapak Kimia, sehingga dengan ilmu itu, bisa kita rasakan manfaatnya sampai sekarang. Dari situ juga saya bisa belajar, bahwa kecerdasan bukan dilihat bagaimana kita terkenal cerdas di hari ini, namun, dilihat bagaimana pemikiran kita dan juga bagaimana hasil dari pemikiran itu bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Cukup sekian, yang bisa saya sampaikan mengenai salah satu tokoh berpengaruh atau pemikir sejarah, serta disebut juga sebagai tokoh filsafat, karena mengajarkan sebuah ilmu.
Jabir juga memiliki pemikiran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan. Pandangannya tentang klasifikasi ilmu pengetahuan cenderung dipengaruhi oleh prinsip dualitas, dan karenanya juga terkesan dikotomis. Dalam argumentasi yang panjang lebar, Jabir menuliskan bagian khusus yang berbicara tentang klasifikasi ilmu pengetahuan, dan menjadikannya sebagai bagian awal dari Kitâb al-Hudud dan juga terdapat dalam kitab Mukhtâr Rasâ`il, hal. 100-108. Jabir bin Hayyan membagi ilmu pengetahuan menjadi dua bagian, yaitu ilmu Agama dan ilmu Dunia. Ilmu Agama dibagi menjadi 2 kelompok ilmu, yaitu ilmu-ilmu Syar’iyyan dan ilmu-ilmu ‘aqliyan. Adapun ilmu ‘aqliyan dibagi lagi menjadi ilmu hurûf dan ilmu ma’ani. Selanjutnya ilmu huruf dibagi lagi menjadi ilmu Thabi’i dan ilmu Ruhani. Ilmu Thabi’i dibagi menjadi empat bagian, yaitu Panas, Dingin, Kering dan Lembab.
Ilmu yang bersifat Ruhani dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu Nûrâni dan Zhulmânîy. Sementara itu, ilmu Ma’ânî dibagi juga menjadi 2 bagian yaitu ilmu yang bersifat Falsafiyan dan ilmu Ilâhiyan. Sedangkan ilmu Syar’iyyan terbagi menjadi ilmu-ilmu yang Zâahiran dan Bâthinan. Sementara itu, ilmu Dunia juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ilmu Syarifan dan Wadh’iyan (Buatan)
Teman-teman semuanya kali ini, saya akan membahas mengenai tokoh muslim yang sangat berpengaruh di dunia, terlebih lagi di dunia saintis, yang mana beliau disebut sebagai, bapak ahli Kimia, dia bernama Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, atau biasa dikalangan umum di sebut Jabir Ibnu Hayyan, namun dikalangan barat disebut dengan Gebert. Setelah saya baca dan amati dari berbagai sumber, baik lewat artikel, jurnal, buku ataupun video. Saya menyimpulkan bahwa beliau adalah orang yang pertama kali menemukan atom, pada saat itu, beliau mengamati Al-Qur'an surat Al-Hadid ayat 25-26, tentang besi, kemudian Jabir Ibnu Hayyan membawa besi ke laboratorium nya, lalu meneliti hingga sampai ke unsur nya, lalu di temukan unsur atomnya, di dalam atom terdapat isotop, ada empat isotop, nomor 55, 56, 57, 58 dan yang paling stabil adalah nomor 57, dan ternyata surat di dalam Al-Qur'an yang ke 57 adalah surat Al hadid yang berarti "besi", maka dari itu saya kagum dengan kepintarannya yang bisa membuat sebuah teori hanya dengan mengamati Al-Qur'an, sampai di kenal dengan sebutan bapak Kimia, sehingga dengan ilmu itu, bisa kita rasakan manfaatnya sampai sekarang. Dari situ juga saya bisa belajar, bahwa kecerdasan bukan dilihat bagaimana kita terkenal cerdas di hari ini, namun, dilihat bagaimana pemikiran kita dan juga bagaimana hasil dari pemikiran itu bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Cukup sekian, yang bisa saya sampaikan mengenai salah satu tokoh berpengaruh atau pemikir sejarah, serta disebut juga sebagai tokoh filsafat, karena mengajarkan sebuah ilmu.
Jabir juga memiliki pemikiran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan. Pandangannya tentang klasifikasi ilmu pengetahuan cenderung dipengaruhi oleh prinsip dualitas, dan karenanya juga terkesan dikotomis. Dalam argumentasi yang panjang lebar, Jabir menuliskan bagian khusus yang berbicara tentang klasifikasi ilmu pengetahuan, dan menjadikannya sebagai bagian awal dari Kitâb al-Hudud dan juga terdapat dalam kitab Mukhtâr Rasâ`il, hal. 100-108. Jabir bin Hayyan membagi ilmu pengetahuan menjadi dua bagian, yaitu ilmu Agama dan ilmu Dunia. Ilmu Agama dibagi menjadi 2 kelompok ilmu, yaitu ilmu-ilmu Syar’iyyan dan ilmu-ilmu ‘aqliyan. Adapun ilmu ‘aqliyan dibagi lagi menjadi ilmu hurûf dan ilmu ma’ani. Selanjutnya ilmu huruf dibagi lagi menjadi ilmu Thabi’i dan ilmu Ruhani. Ilmu Thabi’i dibagi menjadi empat bagian, yaitu Panas, Dingin, Kering dan Lembab.
Ilmu yang bersifat Ruhani dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu Nûrâni dan Zhulmânîy. Sementara itu, ilmu Ma’ânî dibagi juga menjadi 2 bagian yaitu ilmu yang bersifat Falsafiyan dan ilmu Ilâhiyan. Sedangkan ilmu Syar’iyyan terbagi menjadi ilmu-ilmu yang Zâahiran dan Bâthinan. Sementara itu, ilmu Dunia juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ilmu Syarifan dan Wadh’iyan (Buatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar