Assalamualaikum
kawan semua, kali ini berjumpa kembali dengan saya manusia ter-typo sedunia,
jadi kesempatan pembahasan kali ini adalah membahas poin ke tiga dari peta
belajar yang sudah saya buat, yaitu ke praktik.
Oke
langsung saja, jadi praktik di sini adalah bagaimana mempraktik kan bagaimana
rencana yang sudah dibuat dalam metode sebelumnya, dalam artian mengaplikasikan
materi sebelumnya ke dalam materi ini. Poin pertama yang akan saya bahas tentu
kita harus mendapati satu klien terlebih dahulu, yah, karena dalam hal ini
materi yang saya usung adalah bertema keluarga jadi klien atau orang yang saya
ambil sampel adalah adik saya sendiri.
Profil
Nama
Rizka Safila umur masih 13 tahun, jenis kelamin alhamdulillah perempuan,
sekarang duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah Al- Khairiyah Karangtengah.
Modeling
Sebelum
kepada modeling, baik saya akan men-diagnosa terlebih dahulu, permasalahan apa
sih yang ada pada dirinya sehingga saya harus melakukan konseling ini atau
mentreatmen orang ini. Nah, setelah saya cari tahu, bahwa masalahnya adalah
terletak kepada bagaimana ia menjadikan idola sebagai bagian dari contoh hidup
yang dijalaninya, dalam hal ini ia mengidolakan sesuatu yang tak sepantasnya
diidolakan, jadi praktik kali ini akan saya kuliti pikirannya sehingga ia bisa
memilih model yang semestinya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah
menjelaskan arti model sesungguhnya, dalam artian adalah contoh atau panutan
yang akan kita jadikan tolak ukur perkembangan kehidupan kita, saya memulai
dari memperkenalkan tokoh-tokoh muslim yang berpengaruh terhadap dunia Islam, dan
memperkenalkan seorang ummahatul mukminin seperti, Khadijah, Aisyah,
Fatimah, Maryam dan lain sebagainya, kenapa memperkenalkan tokoh itu begitu
penting, karena sedari kecil jika mereka diperkenalkan dengan tokoh-tokoh ini
maka seperjalanan pikirannya hingga dewasa akan selalu terjaga oleh tokoh ini,
seperti yang sudah dijelasakan oleh Ustadz Felix Siauw dalam salah satu
ceramahnya adalah mengatakan ”sikap seseorang itu tergantung bagaimana ia
memilih idola, karena patron di dalam pikirannya itu terpenuhi dengan sesuatu
yang baik karena model ini.” Sehingga saya memberikan juga terkait sifat-sifat
yang dimiliki oleh tokoh tersebut untuk ditiru terus menerus oleh adik saya,
sehingga akan menjadi kebiasaan atau biasa disebut, Behavioral.
Behavioral
Dengan menggunakan
behavioral memungkinkan seorang anak akan merubah model atau tokoh yang ia
kagumi dan contoh dengan sendirinya, yang memang layak untuk dijadikan panutan
dan contoh bagi kehidupan. Behavior dengan model hubungan stimulus responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman. Juga tidak mau mempersoalkan apakah manusia
baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui
bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti
teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
https://www.youtube.com/watch?v=yHgtwhIZ5VE