Rabu, 07 Oktober 2020

#1 Catatan Belajar Mandiri Konseling Nabawi




NIM        : 181520164 
NAMA    : WAHYU AMARULLAH
KELAS  : BKI 5/E
MK          : KONSELING NABAWI  




    Hari ini, Senin, 5 Oktober 2020, saya mulai mengerjakan tugas Konseling Nabawi sebagai bagian dari Mata Kuliah di semester 5 ini, yang mana pada konsep belajar pada semester ini, yaitu lebih kepada belajar secara mandiri, yang dimulai dari membuat peta belajar sendiri, lalu mencari bahan pembelajaran atau referensi sendiri, dan menuliskannya pada lembar kosong yang terdapat di blog masing-masing, untuk dipertanggungjawabkan dan disetor kepada dosen pengampu.
 

Kemudian konsep pertama/Sub Tema yang akan saya pilih yaitu tentang teori “Konselor Menurut Konseling Nabawi”. Teori ini akan saya bagi menjadi beberapa sub tema diantaranya, Konseling Nabawi : Bimbingan dan konseling pendidikan Islam, nabi Muhammad sebagai konselor Profesional, Fungsi Bimbingan Konseling Rasulullah. Sebelum kita mulai pembahasan mengenai bimbingan konseling pendidikan Islami, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu Bimbingan dan apa itu Konseling.

Prayitno dan Erman Amti (2004 : 99) menjelaskan bimbingan adalah Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu , baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sofyan S. Willis (2007: 17-18), secara historis asal mula pengertian konseling adalah untuk memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-anak pramuka. Menurutnya konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.

Bimbingan dan konseling pendidikan Islam Agama Islam sangat concern terhadap pendidikan. Ayat yang pertama turun adalah surat Al Alaq ayat 1 - 5, yang menegaskan agar pemeluk agama Islam mempelajari dengan dengan sungguh-sungguh terhadap segala sesuatu yang telah diciptakan Allah SWT. Allah SWT pencipta alam semesta (Sang Khalik), sedangkan segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah SWT (mahluk). Kemampuan yang dimiliki manusia tidak akan mampu menandingi kemahakuasaan Allah SWT. "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat darn orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana " (Qs. Ali- Imran, 3: 18).

Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara penasehatan yang dilakukan Rasulullah kepada sahabat. Sebagai contoh, dalam layanan konseling seorang pembimbing atau konselor haruslah sungguh-sungguh, ihklas, sabar, tidak mudah lari dari masalah dan lemah lembut kerena sesungguhnya keseriusan dan kesadaran sangat diperlukan dalam proses konseling.

Layanan dan nasehat yang dijalankan Rasulullah kepada para sahabat dalam mengajak melaksanakan yang ma’ruf, Rasul melaksanakan dengan sungguh-sungguh, sabar, lemah lembut, dan penuh bijaksana. Sikap Rasul dalam memberi layanan yang kondusif dan lemah lembut diabadikan dalam al-Qur’an pada surah al-Imran ayat 159:

Maka disebabkan rahmad dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.

Sifat-sifat mulia dan agung yang dicontohkan Rasulullah dalam memberi layanan dan panasehatan kepada klien dari sifat dan sikap yang dituntut dari seorang konselor profesional seperti yang dirumuskan oleh Persatuan Bimbingan Jabatan Nasional yaitu Nasional Vocational Guidance Association seperti yang dikutip oleh Sukardi (1983 : 61) yaitu interes terhadap orang lain, sabar, peka terhadap berbagai siakap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan objektif, sungguh-sungguh respek terhadap orang lain,dan dapat dipercaya. Kemudian Rasulullah juga menerapkan fungsi perbaikan, yaitu bimbingan dan konseling yang berfungsi untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan yang pernah dilakukannya, baik dalam berpikir, berperasaan, dan berkehendak. Konselor melakukan intervensi agar konseli dapat berpikir secara sehat, lebih rasional, sehingga dapat mengarahkan konseli kepada tindakan yang produktif dan normatif.

 

Agus Sukirno, (2018)Pengantar Bimbingan Konseling, A-Empat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar