Aku Dan Angin
Senin, 08 Februari 2021
LAPORAN BELAJAR KONSELING NABAWI
Review Film The Message
jadi kali ini saya akan menceritakan seedikitnya film judulnya “The
Message” menceritakan sejarah perjalanan Muhammad SAW yang secara garis
besarnya dan juga perjalanan lainnya.
Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu di gua Hira dan setelah itu beliau berusaha mengingatkan
kaum Quraisy. Namun yang diperoleh Nabi Muhammad SAW justru ejekan, celaan,
hinaan, cacian dan teror serta siksaan kepada beberapa pengikut beliau yang jumlahnya
baru hanya puluhan.
Teror semakin hari semakin menegangkan sehingga akhirnya Nabi
Muhammad SAW diperintahkan Allah SWT untuk Hijrah ke Madinah. Kemudian
sesampainya di Madinah Nabi Muhammad SAW disambut oleh masyarakat Madinah dan
dibuat rumah & tempat Ibadah dan dikenalah saat itu pemanggilan umat
melalui Azan.
Semakin hari umat Islam semakin berkembang di Madinah, namun
disisi lain di kota Mekah justru sebaliknya banyak provokasi dan ejekan serta
fitnah dilakukan kaum Quraisy atas diri Nabi Muhammad khususnya oleh Abu Sofyan
yang sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Lalu Allah
SWT, memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyerang Mekah (dikenal dengan
Perang Badar) supaya tidak terjadi Fitnah lagi dengan hasil kemenangan yang
gemilang dipihak kaum Muslim.
Sebagai tindak balasan kaum Quraisy menyerang kaum Muslim
(dikenal dengan Perang Uhud) dengan hasil kemenangan dipihak kaum Quraisy yang
saat itu Abu Sofyan menyatakan keadaan sudah 1 : 1 perang Badar sudah dibayar
dengan perang Uhud yang kemudian di lanjutkan dengan perjanjian perdamaian.
Dalam kondisi perdamaian, ternyata banyak kaum Quraisy yang tergugah dan dibuka
pintu hatinya oleh Allah SWT termasuk Abu Sofyan sendiri & keluarganya
masuk Islam.
Akhirnya datanglah waktunya perintah Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk kembali ke Mekah untuk melakukan Ibadah Haji sekaligus
mengambil alih Ka’bah dan mengembalikannya menjadi Rumah Allah SWT (
Baitullah).
Kamis, 12 November 2020
#3 Catatan Belajar Mandiri Konseling Nabawi |PATRON (Konseling Keluarga)
Assalamualaikum
kawan semua, kali ini berjumpa kembali dengan saya manusia ter-typo sedunia,
jadi kesempatan pembahasan kali ini adalah membahas poin ke tiga dari peta
belajar yang sudah saya buat, yaitu ke praktik.
Oke
langsung saja, jadi praktik di sini adalah bagaimana mempraktik kan bagaimana
rencana yang sudah dibuat dalam metode sebelumnya, dalam artian mengaplikasikan
materi sebelumnya ke dalam materi ini. Poin pertama yang akan saya bahas tentu
kita harus mendapati satu klien terlebih dahulu, yah, karena dalam hal ini
materi yang saya usung adalah bertema keluarga jadi klien atau orang yang saya
ambil sampel adalah adik saya sendiri.
Profil
Nama
Rizka Safila umur masih 13 tahun, jenis kelamin alhamdulillah perempuan,
sekarang duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah Al- Khairiyah Karangtengah.
Modeling
Sebelum
kepada modeling, baik saya akan men-diagnosa terlebih dahulu, permasalahan apa
sih yang ada pada dirinya sehingga saya harus melakukan konseling ini atau
mentreatmen orang ini. Nah, setelah saya cari tahu, bahwa masalahnya adalah
terletak kepada bagaimana ia menjadikan idola sebagai bagian dari contoh hidup
yang dijalaninya, dalam hal ini ia mengidolakan sesuatu yang tak sepantasnya
diidolakan, jadi praktik kali ini akan saya kuliti pikirannya sehingga ia bisa
memilih model yang semestinya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah
menjelaskan arti model sesungguhnya, dalam artian adalah contoh atau panutan
yang akan kita jadikan tolak ukur perkembangan kehidupan kita, saya memulai
dari memperkenalkan tokoh-tokoh muslim yang berpengaruh terhadap dunia Islam, dan
memperkenalkan seorang ummahatul mukminin seperti, Khadijah, Aisyah,
Fatimah, Maryam dan lain sebagainya, kenapa memperkenalkan tokoh itu begitu
penting, karena sedari kecil jika mereka diperkenalkan dengan tokoh-tokoh ini
maka seperjalanan pikirannya hingga dewasa akan selalu terjaga oleh tokoh ini,
seperti yang sudah dijelasakan oleh Ustadz Felix Siauw dalam salah satu
ceramahnya adalah mengatakan ”sikap seseorang itu tergantung bagaimana ia
memilih idola, karena patron di dalam pikirannya itu terpenuhi dengan sesuatu
yang baik karena model ini.” Sehingga saya memberikan juga terkait sifat-sifat
yang dimiliki oleh tokoh tersebut untuk ditiru terus menerus oleh adik saya,
sehingga akan menjadi kebiasaan atau biasa disebut, Behavioral.
Behavioral
Dengan menggunakan
behavioral memungkinkan seorang anak akan merubah model atau tokoh yang ia
kagumi dan contoh dengan sendirinya, yang memang layak untuk dijadikan panutan
dan contoh bagi kehidupan. Behavior dengan model hubungan stimulus responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman. Juga tidak mau mempersoalkan apakah manusia
baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui
bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti
teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
https://www.youtube.com/watch?v=yHgtwhIZ5VE
Kamis, 29 Oktober 2020
#2 Catatan Belajar Mandiri Konseling Nabawi | Substansi
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baiklah para pembaca sekalian,
jadi kali ini saya akan melanjutkan pembahasan sebelumnya. Kali ini kita fokus
kepada pembahasan subtansi mengenai hubungan dengan keluarga. Yang mana akan
terbagi menjadi tiga topik pembahasan atau sub-sub tema yang akan kita bahas
yaitu: Keluarga sebagai pendidikan pertama, tanggungjawab anak terhadap
keluarga dan peran kepala keluarga dalam membentuk karakter seorang anak.
Oke langsung saja, referensi yang
akan saya ambil daripada pembahasan kali ini yaitu dari tausiyah para ustadz
dan ada beberapa yang saya ambil dari tulisan orang lain, harapannya pembaca
sekalian dapat mengambil pelajaran daripada tulisan saya sehingga bisa
menerapkan di kehidupan sehari-hari.
Pembahasan yang pertama.
1. Keluarga sebagai pendidikan
pertama. Kita sering sekali mendengar banyak daripada orang lain atau
barangkali kita sendiri pernah berbicara didepan umum tentang keluarga sebagai
pendidikan pertama untuk anak. Kita sadari bahwa tugas orang tua selain sebagi
guru di rumah adalah sebagai pembimbing untuk anaknya, yang mana disinilah anak
akan menerima berbagai macam stimulus gambaran dunia yang akan dijalani
kedepan, bila pemahaman yang diberikan kepada anaknya baik maka jalan anak tersebut akan baik pula.
sebagai orang tua harus mampu
memberikan edukasi dan bimbingan yang baik agar pola pikir maupun tingkah laku anak
menjadi baik. Maka tempat yang paling tepat untuk menanamkan pola pikir anak yaitu
dalam keluarga. Ustadz Salim A Fillah berkata dalam salah satu ceramahnya,
bahwa anak-anak ketika belum berumur 10
tahun keatas, maka perlu ditanamkan kepada dirinya etos belajar, ibadah serta
penanaman akhlak dan adab.
https://www.youtube.com/watch?v=-ddCuUVgf1c (Tausiyah
Ust. Salim A Fillah)
2. tanggungjawab anak terhadap
keluarga. Selain orang tua, anak pun mempunyai tanggungjawab kepada
keluarganya, sama halnya dengan kita semua selaku anak mesti punya kewajiban
terhadap keluarga. Allah Berfirman.
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. (Q.S. Al Isra’; 23).
Pada ayat tersebut menegaskan bahwa sebagai anak, bakti
kepada orang tua merupakan hal yang wajib. Berbakti artinya melakukan kegiatan
baik yang menyenangkan orangtua, bukan sekadar menghormati. Bahkan sekalipun
orangtua kita bukan muslim, kita tetap diwajibkan berbakti. Kecuali jika kita
diminta mempersekutukan Allah, jangan taati perintahnya, tetapi perlakukan dia
sebaik mungkin selama masa hidupnya. Dalam ceramahnya Ustdaz Adi Hidayat
berkata yang pada intinya seperti ini. ”Saking tingginya bakti itu sampai Allah
menyandingkan setelah menyembah kepada Allah.” Kita boleh jadi pejabat tinggi,
kita boleh jadi manajer disebuah perusahaan, tapi dihadapan orangtua ketika
bakti diberikan, maka pahala akan dituliskan disitu.
https://www.youtube.com/watch?v=XBuSuSYUdzw (Tausiyah Ust. Adi Hidayat)
3. Kepala keluarga dalam membentuk
karakter seorang anak. Orang tua dapat menjawab segala pertanyaan anak dengan
jawaban yang sebenarnya atau jawaban fiksi yang merupakan karangan orang tua. Lalu
orang tua dituntut untuk dapat memberi jawaban yang dapat memuaskan hati
seorang anak, sekalipun jawaban itu dirasanya sangat sulit dipahami oleh anak
karena pertanyaannya yang bersifat sensitif. Berawal dari pertanyaan-pertanyaan
dari seorang anak, pendidikan mengenani moral dan budi pekerti dapat ditanamkan.
Karena penanaman inilah modal utama bagi pikiran anak-anak, sumber informasi
pertama yang didapat maka akan dijadikan sebagai model dalam perilaku dan sifat
seorang anak.
Rabu, 07 Oktober 2020
#1 Catatan Belajar Mandiri Konseling Nabawi
Hari ini, Senin, 5 Oktober 2020, saya mulai mengerjakan tugas Konseling Nabawi sebagai bagian dari Mata Kuliah di semester 5 ini, yang mana pada konsep belajar pada semester ini, yaitu lebih kepada belajar secara mandiri, yang dimulai dari membuat peta belajar sendiri, lalu mencari bahan pembelajaran atau referensi sendiri, dan menuliskannya pada lembar kosong yang terdapat di blog masing-masing, untuk dipertanggungjawabkan dan disetor kepada dosen pengampu.
Kemudian konsep
pertama/Sub Tema yang akan saya pilih yaitu tentang teori “Konselor Menurut Konseling Nabawi”. Teori ini akan saya bagi
menjadi beberapa sub tema diantaranya, Konseling Nabawi : Bimbingan dan
konseling pendidikan Islam, nabi Muhammad sebagai konselor Profesional, Fungsi
Bimbingan Konseling Rasulullah. Sebelum kita mulai pembahasan mengenai bimbingan
konseling pendidikan Islami, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu
Bimbingan dan apa itu Konseling.
Prayitno dan Erman Amti (2004 : 99) menjelaskan bimbingan adalah Proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu , baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri;
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sofyan S. Willis (2007: 17-18), secara historis asal mula pengertian
konseling adalah untuk memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat
perkawinan, dan penasehat camping anak-anak pramuka. Menurutnya konseling
adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan
berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu
tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Bimbingan dan konseling pendidikan Islam Agama Islam sangat concern
terhadap pendidikan. Ayat yang pertama turun adalah surat Al Alaq ayat 1 - 5,
yang menegaskan agar pemeluk agama Islam mempelajari dengan dengan
sungguh-sungguh terhadap segala sesuatu yang telah diciptakan Allah SWT. Allah
SWT pencipta alam semesta (Sang Khalik), sedangkan segala sesuatu yang ada di
dunia ini adalah ciptaan Allah SWT (mahluk). Kemampuan yang dimiliki manusia
tidak akan mampu menandingi kemahakuasaan Allah SWT. "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat darn orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana " (Qs. Ali- Imran, 3: 18).
Sebenarnya
tidak jauh berbeda dengan cara penasehatan yang dilakukan Rasulullah kepada
sahabat. Sebagai contoh, dalam layanan konseling seorang pembimbing atau
konselor haruslah sungguh-sungguh, ihklas, sabar, tidak mudah lari dari masalah
dan lemah lembut kerena sesungguhnya keseriusan dan kesadaran sangat diperlukan
dalam proses konseling.
Layanan dan
nasehat yang dijalankan Rasulullah kepada para sahabat dalam mengajak
melaksanakan yang ma’ruf, Rasul melaksanakan dengan sungguh-sungguh, sabar,
lemah lembut, dan penuh bijaksana. Sikap Rasul dalam memberi layanan yang
kondusif dan lemah lembut diabadikan dalam al-Qur’an pada surah al-Imran ayat
159:
Maka
disebabkan rahmad dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka mohonkan ampun bagi mereka
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal.
Sifat-sifat
mulia dan agung yang dicontohkan Rasulullah dalam memberi layanan dan
panasehatan kepada klien dari sifat dan sikap yang dituntut dari seorang
konselor profesional seperti yang dirumuskan oleh Persatuan Bimbingan Jabatan
Nasional yaitu Nasional Vocational Guidance Association seperti
yang dikutip oleh Sukardi (1983 : 61) yaitu interes terhadap orang lain, sabar,
peka terhadap berbagai siakap dan reaksi, memiliki emosi yang stabil dan
objektif, sungguh-sungguh respek terhadap orang lain,dan dapat dipercaya.
Kemudian Rasulullah juga menerapkan fungsi perbaikan, yaitu bimbingan dan
konseling yang berfungsi untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki
kekeliruan yang pernah dilakukannya, baik dalam berpikir, berperasaan, dan
berkehendak. Konselor melakukan intervensi agar konseli dapat berpikir secara
sehat, lebih rasional, sehingga dapat mengarahkan konseli kepada tindakan yang
produktif dan normatif.
Agus Sukirno, (2018)Pengantar Bimbingan Konseling, A-Empat.
Kamis, 07 November 2019
Pengalaman Mengenal Filsafat Islam Di dalam Kelas
Kamis, 31 Oktober 2019
Akal Dalam QS Al-Baqarah ayat 75
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kembali lagi bersama saya Wahyu Amarullah dari kelas, BKI 3 E, akan menyampaikan pendapat saya mengenai akal, dalam QS Al-Baqarah ayat 75.
اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَـكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ کَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهٗ مِنْۢ بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
"(Apakah masih kamu harapkan) hai orang beriman (bahwa mereka akan beriman) yakni orang-orang Yahudi itu (kepadamu, sedangkan sebagian) atau satu golongan (di antara mereka) yakni pendeta-pendeta mereka (mendengar firman Allah) yaitu Taurat (lalu mengubahnya) (setelah mereka memahaminya) (padahal mereka mengetahui) bahwa sebenarnya mereka mengada-ada. Pertanyaan di sini berarti sanggahan terhadap orang-orang beriman hingga berarti, Tak usah kamu harapkan mereka akan beriman karena dulu mereka juga sudah kafir!"
Alhamdulillah wasyukurillah ala ni'matillah amma ba'du.
Puji syukur hanya milik Allah, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad, SAW. Beserta sahabat nya dan para kerabatnya hingga akhir jaman.
Manusia merupakan makhluk yang spesial, yang diberikan akal oleh Allah dan dipergunakan untuk berfikir dan merenungi ciptaan-Nya, akan tetapi tak semua manusia demikian, dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana kaum Yahudi, yang mendustakan ayat-ayat Allah dengan cara mengganti dengan pemahaman sendiri, lantas hal tersebut merupakan jauh sekali dengan keadaan manusia yang berfikir, karena sudah jelas bahwa ayat Al-Qur'an itu seharusnya di pelajari dan dipahami, bukan didustakan dengan cara mengganti, itulah yang menyebabkan mereka tidak bisa menggunakan akalnya, dalam hal ini saya pernah mendengar sepenggal kata seperti, "Malaikat diberi akal tapi tidak diberi nafsu, maka tidak akan pernah berbuat maksiat, lalu hewan diberi nafsu, tapi tidak diberi akal, sedangkan manusia diberi akal dan diberi nafsu, lalu jika manusia lebih mengedepankan akal maka lebih tinggi derajatnya daripada malaikat, lalu jika manusia lebih mengedepankan nafsu, maka ia lebih rendah dari pada hewan, maka dari itu peran akal itu sangat penting sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kemungkinan itu saja penyampaian saya pada kali ini, kurang lebih nya mohon maaf.
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.